KARYA TERPILIH

“Yang Fana adalah Waktu. Kita Abadi” (Time is Transient. We are Eternal), karya pertunjukan yang bertolak dari pembacaan dan refleksi atas isu tatan (order) tak-tata (disorder) dalam konteks Indonesia Pasca 1998. Dipentaskan pertama kali di Yogyakarta, Juni, 2015. Lalu atas dukungan dari Badan Ekonomi Kreatif, Djarum Bhakti Budaya dan FIB Universitas Indonesia, dipentaskan di FIB UI, Depok, dan Goethe Institut, Jakarta, Juli 2016.

“100% Yogyakarta”, sebagai ko-produser bersama Rimini Protokol dari Jerman. Karya pertunjukan yang berangkat dari data-data statistik dalam upaya menyingkap problem dan isu kota Yogyakarta. Diproduksi dan dipentaskan sebagai bagian German Season-Goethe Institut Indonesia, Oktober-November 2015.

“The Streets (Je.ja.l.an)”, di OzAsia Festival, Adelaide, Australia, September 2015.

“Goyang Penasaran”, sebuah pertunjukan teater yang mengajukan pertanyaan tentang transaksi melihat/dilihat yang berlangsung dalam kenyataan hari ini khususnya dalam hubungan yang pelik antara wacana seksualitas, politik dan agama. Dipentaskan di Studio Teater Garasi Desember 2011 dan di Salihara April 2012.

“Tubuh Ketiga. Pada Perayaan yang Berada di Antara.” (Third Body. On Embracing the In-Between), sebuah pertunjukan teater tari tentang situasi “antara” di Indonesia, dipentaskan pertama kali di “Festival Salihara 2010”, Oktober 2010, Jakarta.

Je.ja.l.an, sebuah pertunjukan teater tari yang dikembangkan dari observasi intensif tentang kehidupan urban di Indonesia. Diproduksi oleh Teater Garasi dan Dewan Kesenian Jakarta. Dipentaskan di Yogyakarta, Mei 2008, di Shizuoka Spring Arts Festival dan Atelier S-pace-Osaka, 2010.

“Space/Scape”, proyek karya seni publik yang membaca kembali makna ‘ruang publik’ di Yogyakarta, kolaborasi Teater Garasi dan Kunci Cultural Studies Center, Yogyakarta (2009).

The King’s Witch, (commissioned work untuk opera kontemporer Tony Prabowo), Jakarta, 2006.

“Mnem[a]syne,” sebuah karya kolaborasi dengan KuNa’uka Theatre Company. Diproduksi oleh KuNauka Theatre Company dan The Saison Foundation, Tokyo. Dipentaskan di Suzunary Theatre, Tokyo-Jepang, 2006.

“Waktu Batu #3. Deus ex Machina dan Perasaan-Perasaanku Padamu.” (Stone Time #3. Deus ex Machina and My Feelings For You). Diproduksi oleh Teater Garasi dan Art Summit IV–International Festival of Performing Arts. Dipentaskan di Yogyakarta, Art Summit Indonesia IV-International Festival of Performing and Visual Arts, Jakarta-Indonesia, Insomnia 48 Singapura (2004), In Transit Festival, Berlin (2005), dan Morishita Studio, Tokyo-Jepang (2006).

“Waktu Batu#2. Ritus Seratus Kecemasan dan Wajah Siapa yang Terbelah.” (Time Stone. Rites of Hundred Angsts and Whose Disjointed Face). Dipentaskan di Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Lampung, dan STSI-Padangpanjang. 2003.

“Waktu Batu #1; Kisah-Kisah yang Bertemu di Ruang Tunggu” (Time Stone #1; The Encountered Stories in Waiting Room), Yogyakarta (2002).

“Repertoar Hujan”(Rain Repertoire). Produksi Teater Garasi. Dipentaskan di: Yogyakarta– Surakarta-Bandung – Jakarta, Indonesia (2001), Physical Theatre Festival, Tokyo-Jepang, 2005.

“Les Paravents” karya Jean Genet, dipentaskan di Yogyakarta (2000), Surabaya (2000), Bandung (2000), Jakarta (2000).

“Carousel”, pertunjukan non-verbal tentang kekerasan di Indonesia, Yogyakarta (1997).