YUDI AHMAD TAJUDIN
Yudi adalah sutradara teater Indonesia yang telah membawa karya-karyanya pada panggung dan forum seni pertunjukan internasional di Singapura, Hongkong, Belanda, Australia, Jerman dan Jepang.
Yudi adalah salah satu pendiri Teater Garasi –kolektif seniman lintas disiplin di Yogyakarta. Mewakili Teater Garasi ia menerima Prince Claus Award tahun 2013 dari Prince Claus Fund, Belanda, salah satunya karena “semangat penjelajahan dan karya-karya inovatif yang merangsang seni pertunjukan di Asia Tenggara.”
Portfolio kerja keseniannya termasuk proyek-proyek lintas disiplin dengan seniman-seniman pertunjukan dan perupa ternama, terentang dari opera kontemporer, teater-tari, performance art dan interpretasi atas seni pertunjukan tradisional.
Di tahun 2014 ia menerima Anugerah Seni dari Menteri Kebudayaan Indonesia. Ia juga peraih Sutradara Terpilih Tahun 2006 versi majalah Tempo dan Asian Cultural Council (ACC) fellow untuk studi teater kontemporer di New York (2011-2012).
Karya Terpilih
1.Sutradara “Das Gauklermarchen” (Juggler’s Tale) karya Michael Ende, produksi internasional Shizuoka Performing Arts Center (SPAC), Shizuoka, Jepang, September 2013, dan November-December 2016.
2.Sutradara “Yang Fana adalah Waktu. Kita Abadi (Time is Transient. We are Eternal)”, teater kontemporer perihal ingatan dan (sejarah) kekerasan di Indonesia, dipentaskan di Yogyakarta, Juni 2015, dan di Goethe Institut Jakarta 2016.
3.Sutradara “The Streets (Je.ja.l.an)”, teater tari tentang kehidupan di jalan-jalan di Indonesia, dipentaskan di OzAsia Festival, Adelaide-Australia, September 2015.
4.Sutradara opera kontemporer “Gandari” – Teater Jakarta, Indonesia, December 2014.
5.Sutradara “Sehabis Suara (After the Voices) #1”, teater-tari, Erasmus Huis, Jakarta, Maret 2014.
6.Co-director dan Dramaturg “To Belong – Cyclonic Dream”, karya koreografi Akiko Kitamura, dipentaskan di Nagano dan Tokyo (Jepang), Singapura, Jakarta dan Solo (Indonesia), 2013-2014.
7.Sutradara pementasan teater-tari “Panji Sepuh: Apa Gerangan Dosa Tubuh?”, berkolaborasi denga Tony Prabowo dan Goenawan Mohamad, Agustus 2011, di Jakarta.
8.Co-director untuk pertunjukan opera kontemporer “Tan Malaka”, komposer Tony Prabowo, Libretto Goenawan Mohamad, Jakarta-Indonesia, Oktober 2010 dan April 2011.
9.Kolaborator dengan Jompet Kuswidananto, dalam pameran dan pertunjukan instalasi “Third Realm”, Para-site gallery, Hongkong, November 2010.
10.Sutradara pertunjukan teater-tari, “Tubuh Ketiga” (Third Body. On Embracing the In-Between), “Festival Salihara 2010”, Jakarta-Indonesia, Oktober 2010.
11.Kolaborator dalam instalasi dan pertunjukan “Beeld van geen Droom”, bersama Mella Jaarsma, di Willem Arntsz Hoeve, Den-Dolder, Belanda, Agustus, 2010.
12.Sutradara pertunjukan teater-tari, “Je.ja.l.an”, dipentaskan di Yogyakarta, Jakarta, Shizuoka Spring Arts Festival dan Osaka-Jepang, Mei 2008 – Juni 2010.
13.Kolaborator (bersama Jompet Kuswidananto) dalam pameran instalasi dan pertunjukan “Java’s Maschine: Phantasmagoria”, di Yokohama Triennale, Yokohama-Jepang, 2008.
14.Sutradara opera kontemporer “The King’s Witch”, composer Tony Prabowo, libretto Goenawan Mohamad, konduktor Joel Sachs dan orkestra: Continuum Ensemble, Jakarta, December 2005.
15.Sutradara pertunjukan kolaborasi Teater Garasi dan Kunauka Theatre Company, “Mnem[a]syne”, dipentaskan di Suzunari Theater, Tokyo, Jepang, Juni, 2006.
16.Sutradara “Waktu Batu #3. Deus ex Machina dan Perasaan-Perasaanku Padamu” (Time Stone #3: Deus ex Machina and My Feelings for You). Dipentaskan di Yogyakarta, Jakarta, Singapura, Berlin dan Tokyo, (2004-2006)
17.Sutradara produksi KuNauka Theatre Company – Tokyo, “Antigone”, dipentaskan di festival “Young Director Concours 2003”, diselenggarakan oleh Japan Performing Arts Foundation (JPAF) di Toyama Perfecture, Jepang, Agustus-September 2003.
18.Sutradara “Waktu Batu #2. Ritus Seratus Kecemasan dan Wajah Siapa yang Terbelah” (Time Stone #2. Rites of a Hundred Angst and Whose Face Disjointed). Dipentaskan di Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Lampung dan Padang Panjang, (2003).