Tubuh Ketiga: Pada Perayaan yang Berada di Antara

Tubuh Ketiga: Pada Perayaan yang Berada di Antara (Third Body: On Embracing The In-Between) adalah teater-tari, teater-esai tentang kesenian Tarling-Dangdut dan Indramayu. Tentang kebudayaan “di antara” dan sikap kreatif yang rileks dalam berhadapan dengan sesilangan kebudayaan yang datang dari luar maupun yang berdiam di latar belakang.

Sebagai sebentuk kesenian yang berkembang di pesisir utara Jawa, Tarling-Dangdut begerak di antara kebudayaan agraris dan industrial, antara desa dan kota, antara tradisional dan modern. Tarling-Dangdut juga problematis. Ia dianggap bukan seni tradisi tetapi juga belum seni modern. Tapi di tengah posisi problematis itu ia terus tumbuh menjadi penanda kota dan wilayah Indramayu.

Sementara sebagai sebuah kota Indramayu tumbuh di antara pusat-pusat kebudayaan yang saling menanamkan pengaruhnya: Jawa Tengah (Solo dan Yogyakarta), Jawa Barat (Bandung) dan Jakarta yang merupakan pusat Indonesia modern. Ia bisa dibaca sebagai desa sekaligus kota yang tumbuh di “ruang ketiga”. Itulah entitas kebudayaan yang tidak tumbuh dari satu definisi atau identitas saja, tetapi tersusun dari pertemuan dan percampuran budaya-budaya yang berbeda. Tubuhnya terbangun dari lapisan-lapisan. Karena itu ia hanya bisa dipahami dengan berbagai pendekatan dan sudut pandang.

Tak terhindarkan, pertunjukan ini kemudian juga berkembang menjadi perenungan atas pertanyaan: apa yang bisa kita lakukan (kita ciptakan) dengan seluruh tradisi dan kebudayaan yang membentuk kita? Juga dengan tradisi dan kebudayaan yang datang dari luar dan mengepung kita sekarang?

Karena dunia semakin, tak terhindarkan, terhubung satu sama lain. Semakin rhizomatic.

Sementara fundamentalisme serta esensialisme identitas, bentuk-bentuk tanggapan yang banyak berkembang atas dunia yang semakin terjejalin ini, adalah sikap reaksioner yang negatif dan kontraproduktif atas kenyataan keberagaman kita, Indonesia, karena ia menunggalkan dan mendorong kekerasan.

Karenanya, karya ini adalah juga perayaan atas apa yang berada di antara.

Disutradarai oleh: Yudi Ahmad Tajudin,

berkolaborasi dengan:
Gunawan Maryanto, Hanny Herlina, Ign. “Clink” Sugiarto, Jompet Kuswidananto, Sri Qadariatin, Theodorus Christanto, Ugoran Prasad, Wangi Indriya, Yennu Ariendra
didukung oleh: Andy Seno Aji, Darmanto Setyawan, Hindra Setyarini, Johan Didik, Mohammad A. B., Nur Kholis, Rasmadi, Syamsul Islam, Yudha Wisnu Wardana, Irfanuddien Ghozali.

Tubuh Ketiga: Pada Perayaan yang Berada di Antara (Third Body: On Embracing The In-Between) © Teater Garasi 2010