Remo Teater Madura (RTM), festival seni pertunjukan yang juga berisi pameran seni rupa, forum diskusi dan workshop, sore, 28 September 2018, secara resmi dibuka. Festival yang berlangsung selama tiga hari (28-30 September 2018), dan mengambil tempat di Vihara Avalokitesvara, Pamekasan, dibuka oleh Bapak Kosala, Ketua Yayasan Vihara Avalokitesvara, dan Fikril Akbar, ketua panitia Remo Teater Madura, diiringi dengan kesenian klenengan dari Vihara Avalokitesvara.
Di hari pertama RTM dua nomor pertunjukan dipentaskan: Sangkal dari Lorong Art (Pamekasan) dan SAPAmêngkang dari Ujicoba Teater (Sampang). Setelah pertunjukan, diadakan diskusi forum kreator. Selain itu, di hari dan waktu yang sama, RTM membuka pameran 20 karya seni rupa dari seniman rupa Madura, baik yang tinggal di dalam maupun di luar pulau Madura. Pada pagi hari, telah diselenggarakan workshop Manajemen Komunitas bersama Adin dari kolektif Hysteria, Semarang.
Di hari kedua, menampilkan 3 nomor pertunjukan dari Sanggar Genta, Suvi Wahyudianto, dan Komunitas Masyarakat Lumpur. Masih berlangsung pula workshop Manajemen Komunitas dan pameran seni rupa.
Pada hari ke tiga, sekaligus penutupan RTM, mementaskan 3 nomor pertunjukan masing-masing dari Hari Ghulur (Surabaya) bersama Sawung Dance Studio, Moh. Wail (Bandung), dan Kikana Art (Sampang).
Remo Teater Madura adalah bagian dari program interaksi Teater Garasi dengan seniman dan komunitas di Madura, dalam kerangka program AntarRagam (Performing Differences). Dirancang bersama dengan komunitas teater dan komuntas Vihara Avalokiteswara di Pamekasan, RTM adalah forum pertemuan antar seniman Madura, baik yang tinggal dan bekerja di Madura maupun seniman yang tinggal dan bekerja di luar Madura (diaspora) dalam upaya membangun infrastruktur pengetahuan kesenian di Madura. Festival ini juga merupakan upaya menguatkan serta mengembangkan interaksi inter-kultural melalui kesenian, antara pelaku kesenian dengan warga Madura yang beragam.
__
Pentas AntarRagam 2018 seri I bersama Remo Teater Madura telah usai. Festival seni yang diselenggarakan di Vihara Avalokitesvara, Pamekasan, selama 3 hari, dari tanggal 28 hingga 30 September 2018, ini telah berhasil menggelar 8 karya seni pertunjukan dengan diskusi produktif forum kreator di dalamnya, 20 karya dalam pameran seni rupa, workshop Manajemen Komunitas, dan diskusi tema Berpijak Pada Tanah, serta seni klenengan dan pagelaran wayang.
Selamat untuk seluruh tim kerja dan seniman/kelompok seni yang telah berpartisipasi dalam Remo Teater Madura. Terima kasih kepada para penonton dan warga Pamekasan yang telah hadir dan berinteraksi tidak hanya dengan karya seni yang digelar tapi juga dengan lingkungan serta komunitas Vihara, yang telah ada ratusan tahun di Pamekasan. Semoga interaksi antar komunitas dan warga yang terjadi dalam RTM kemarin ini bisa ikut menguatkan dialog dan kohesi sosio-kultural di Pamekasan dan Madura secara umum.
Teater Garasi/Garasi Performance Institute juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya Remo Teater Madura: Bapak Kosala Mahinda beserta pengurus Vihara Avalokitesvara, Dewan Kesenian Pamekasan, Kepala Desa Polagan dan Masyarakat Dusun Candi, serta seluruh seniman dan komunitas seni di Madura.
Saat ini Teater Garasi tengah menyiapkan seri pentas yang kedua, Festival Nubun Tawa, bersama mitra di Flores Timur. Festival Nubun Tawa akan berlangsung tanggal 5 – 7 Oktober 2018.
Bekerja sama dengan pemerintah daerah Flores Timur, mitra Teater Garasi di kota Larantuka akan merespon dan menyegarkan Festival Seni dan Budaya Flores Timur yang selama ini telah menjadi agenda tahunan Dinas Pariwisata Flores Timur. Festival Nubun Tawa yang akan diselenggarakan di Kecamatan Lewolema, dirancang bersama-sama antara komunitas anak-anak muda, masyarakat desa, dan pemerintah daerah Flores Timur, sebagai upaya untuk menghidupkan dan menjaga budaya sebagai perekat keberagaman di bumi Lamaholot. Keterlibatan komunitas/masyakarakat di 7 desa di Kecamatan Lewolema menjadi salah satu upaya untuk mengembangkan Festival Seni dan Budaya Flores Timur menjadi festival berbasis masyarakat/komunitas.
Sesuai dengan namanya, Festival Nubun Tawa akan banyak menampilkan kegiatan dan acara yang merefleksikan keunikan dan keindahan budaya Lamaholot.
Pai Taan Tou! Sampai jumpa di Lewolema.