Menelaah
isu ‘Kediaman’ baik sebagai tempat atau keadaan, berarti bukan memposisikannya hanya sebagai soal lanskap ruang atau situs geografis. Kediaman juga merupakan ruang yang dibentuk secara eksistensial oleh mereka yang hidup di dalamnya dan oleh yang mengalami bentuknya. Kediaman menjadi lanskap bagi kontestasi yang sosial dan yang personal. Situs yang dikontruksi oleh sebuah mekanisme yang memediasi setiap pemahaman subjek yang terlibat di dalamnya.

Berbeda dengan format presentasi dan ruang kepenontonan volume pertama yang lebih terpusat di studio Teater Garasi, kali ini peristiwa di Cabaret Chairil akan diperluas ke ruang-ruang lain di dalam lingkungan Teater Garasi. Perluasan ini dilakukan untuk memfasilitasi kebutuhan setiap seniman yang menawar model pertunjukan yang berbeda-beda dalam menciptakan pengalaman dan diskursus atas isu yang diminatinya.

Pada Vol. II ini kami mengundang 3 seniman/kolektif yang sedang bekerja dengan batas-batas serta spektrum antara domain privat dan publik; bahasa dan pengalaman; keintiman dan keberjarakan, mitos dan kehidupan sehari-hari; perasaan individu dan fenomena universal. Ketiga seniman/kolektif itu adalah: Dea Widya (Bandung), Yola Yulfianti (Jakarta), dan MN Qomaruddin bersama Performer Studio Teater Garasi (Yogyakarta).

Unhomely, Dea Widya akan menawar kehadiran waktu untuk terlibat di dalam karyanya. Sebagai performance artist yang berlatar belakang arsitektur, Dea memilih debu sebagai material sekaligus objek yang mempunyai sisi uncanny, mengungkap memori bagi dirinya dan bagi orang lain terutama warga Yogyakarta ketika dihadapkan pada isu kediaman atau rumah. Dea akan melakukan performance selama Cabaret Chairil berlangsung, menginstal debu dengan kemampuan desain interiornya di berbagai bidang datar dan sudut rumah Teater Garasi. Debu yang diinstal adalah debu yang dikumpulkannya sendiri selama 3-4 hari dari rumah lamanya di Cepu yang sudah 5 tahun tidak berpenghuni dan dari Gunung Merapi. Ketika memori selalu berkaitan dengan yang tidak menyenangkan dan terbenam membentuk subjektifitas seseorang, performance ini berusaha mengintervensinya dengan memberinya desain/bentuk, memperlihatkannya, dan membiarkannya tersapu bersama waktu.

Inter-FACE, merupakan proyek ‘mempersempit’ atau ‘memperkecil’ ruang gerak dalam praktik koreografi Yola Yulfianti, setelah beberapa tahun terakhir merespon isu-isu ruang hidup perkotaan (Jakarta). Proyek ini dikerjakan berdasarkan pertanyaan atas batas-batas tubuh dalam mengetahui dan merasakan di dalam peristiwa insidental. Ketika pengetahuan atas tubuh dipengaruhi oleh bangunan sosial dan dibahasakan, kenapa tetap ada pengalaman-pengalaman tubuh yang tidak dapat terbahasakan di peristiwa tertentu? Seperti ada kemampuan tubuh untuk memaksimalkan mengalami kenikmatan intim di dalam ruang diskursif atas tubuh (aturan). Yola kemudian memulai serangkaian percobaan, bekerja dengan penciuman (aroma) dan sentuhan (hormon) di dalam ruang-ruang privat bersama penarinya. Sebagai upaya untuk secara sadar memberi habitus baru pada tubuhnya, mencoba untuk mencari akses mengalami pengalaman yang serupa. Pertunjukan ini akan dilakukan oleh dua orang yang membawa kodefikasi pengalaman dari percobaan yang telah dilakukan, dan berlangsung selama 30 menit di studio Teater Garasi, di depan penonton, dan bermulai dari situasi dan kondisi paling minim.

Sisa-Sisa Percakapan, adalah proyek pertunjukan yang diinisiasi oleh M.N. Qomaruddin dan dikerjakan bersama-sama dengan Performer Studio Teater Garasi. Proyek ini bergegas dari keinginan untuk membangun narasi kolektif antara performer dan penonton ihwal fundamentalisme, melalui kata kunci ‘mitos’ dan ‘kepenontonan’. Karya ini akan berlangsung selama tiga jam, terdiri dari tiga bagian. Masing-masing berdurasi satu jam dan berpindah-pindah dari fungsi dan watak ruang yang berbeda-beda, menggeser-geser isu fundamentalisme dari yang personal, yang sosial hingga yang politis. Pertunjukan akan bermula dari percakapan personal antara performer dan penonton dalam mengolah tegangan pemaknaan atas dua kata kunci yang seperti tidak berhubungan tersebut. Pilhan ini dilakukan untuk melihat bagaimana ruang dapat mengonstruksi percakapan dan menciptakan kode-kode performatif di antara performer dan penonton yang akan bertumbuh hingga dua jam kemudian.

Cabaret Chairil
KEDIAMAN VOL.II (HOME/STILLNESS VOL.II)
Kurator: Taufik Darwis

21-22 September 2018
Studio Teater Garasi
Jl. Jomegatan No. 164B, Nitiprayan, Yogyakarta

Jumat, 21 September 2018
10.00 – 20.00 WIB  Dea Widya (Bandung) – UNHOMELY
20.00 – 20.30 WIB  Yola Yulfianti (Jakarta) – INTER-FACE
20.30 WIB Diskusi

Sabtu, 22 September 2018
10.00 – 20.00 WIB  Dea Widya (Bandung) – UNHOMELY
18.00 – 21.00 WIB  M.N. Qomaruddin & Performer Studio (Yogyakarta) – SISA-SISA PERCAKAPAN
21.00 WIB Diskusi
__

CABARET CHAIRIL adalah ruang transit untuk menampilkan repertoar pertunjukan eksperimental lintas medium dan disiplin. Ruang transit ini adalah laboratorium kepenontonan bersama antara penonton dan penampil untuk mengelola ragam pertumbuhan gagasan, karya, dan agenda estetik. Dalam taraf tertentu, Cabaret Chairil menimbang ulang dan mengkaji berbagai konvensi avant-garde seperti dada, futurism, happening dan atau performance art.