KINEKLASSIK: Different Faces of Realism in Cinema adalah seri kedua dari empat seri Kineklassik yang akan hadir di Teater Garasi tahun ini. KINEKLASSIK adalah bagian dari program Klub Tonton dan Periksa (KTP) Teater Garasi, yang bekerja sama dengan Jean-Pascal Elbaz sebagai kurator film dan SIMAMAT sebagai rekan diskusi dan pelaksanaan pemutaran film.
Pemilihan dari film-film yang akan diputar dalam KINEKLASSIK, tidak bermaksud untuk menelusuri secara teoritis sejarah sinema melalui karya utamanya, tetapi untuk menemukan atau (kembali) menemukan film-film yang penting dan terkadang diabaikan yang terus berdampak pada penonton saat ini dan merupakan karya referensi dalam dirinya maupun dalam genre-nya.
Program KINEKLASSIK ini mengambil tema “Revisiting the Classics: Perjalanan melalui karya-karya sinema masterpiece dan film lainnya yang terabaikan” yang akan diselenggarakan dalam empat seri: Kubrick’s World, Different Faces Of Realism In Cinema, All About Naration, dan Scorcese’s Universe.
Jadwal Pemutaran Film
KINEKLASSIK: DIFFERENT FACES OF REALISM IN CINEMA
Kurator: Jean Pascal Elbaz
Kamis – Sabtu, 28-30 Juni 2018
15.30 WIB – Selesai
Studio Teater Garasi, Jl. Jomegatan 164B Yogyakarta
Kamis, 28 Juni 2018
– The Naked Island, Kaneto Shindo (BW, 1960, 96mn)
– The Atalante, Jean Vigo (BW, 1934, 89mn)
Jumat, 29 Juni 2018
– Sunrise: A Song of Two Humans, F.W. Murneau (BW, 1927, 95mn)
– Mamma Roma, Pier Paolo Pasolini (BW, 1962, 106mn)
Sabtu, 30 Juni 2018
– Mon Oncle (My Uncle), Jacques Tati (C, 1958, 160mn)
– Diskusi
Pembicara:
1. Tunggul Banjaransari (Sutradara film, Filmmaker, Dosen UDINUS Semarang)
2. Irfanuddien Ghozali (Aktor, Sutradara teater)
Moderator:
Tito Imanda (Antropolog, Filmmaker, Peneliti dan Pengkaji Film)
Realisme adalah genre fundamental dalam sinema, sebagaimana ia adalah interogasi besar atas kenyataan yang telah dieksplorasi oleh pembuat film (dan juga bisa dikatakan seluruh seniman di dunia), yang terus menerus mencari bentuk dan batasnya. Sebelum era ‘French New Wave’, realisme puitik, neorealisme, ada realisme. Di awal abad 20, ketika lukisan atau sastra semakin menyentuh abstraksi, sinema dan teater justru menuntut pemanggungan realistis. Pendekatan atas kenyataan ini senatural kelahiran sinema, pergerakan fotografi yang diberi kehidupan, sinema tertarik pada kehidupan manusia, karakter mereka, tingkah lakunya, dan sejarahnya. Di seri Kineklassik kali ini, kita akan melihat berbagai macam wajah realisme.
Di ‘Naked Island’, film yang aneh dan cantik, batasan antara dokumenter dan fiksi hampir tak terbaca, ketika kita menemukan kekerasan hidup sebuah keluarga yang tinggal di sebuah pulau tanpa air. ‘The Atalante’, karya master dari Jean Vigo, realisme kehidupan di atas kapal dicampur dengan puisi dan fantasi. ‘Sunrise: A Song of Two Humans’ adalah film bisu ekspresionis, dikagumi sebagai salah satu yang terbaik, kisah yang sederhana, penuh emosi, melampaui ruang dan waktu; sedangkan ‘Mamma Roma’ adalah neorealisme versi Pasolini, politis dan liris, penampilan terindah dari seorang aktris yang dapat dibayangkan oleh seseorang.
Seri ini ditutup dengan ‘My Uncle’ di mana kenyataan bersumber dari komedi yang tak terbatas dan visual puitik yang mengilustrasikan perubahan kenyataan di dunia.