Teater Salihara, 28-29 Juni 2013, 20:00 WIB dan 30 Juni 2013, 16:00 & 20:00 WIB
Penulis: Samuel Beckett
Penerjemah: Yudi Ahmad Tajudin & Jean Pascal Elbaz
Sutradara: Landung Simatupang
Co-Sutradara: Yudi Ahmad Tajudin
Pemain: Yudi Ahmad Tajudin, Whani Darmawan, Kusworo Bayu Aji, Erythrina Baskoro
HTM: Rp100.000 | Pelajar/Mahasiswa: Rp50.000

Endgame – Teater Garasi, 15 Tahun Kemudian

Endgame (1957) adalah lakon sebabak dengan 4 tokoh yang ditulis Samuel Beckett (1906-1989), penulis peraih Nobel kelahiran Irlandia yang menghabiskan separuh hidupnya di Perancis dan menulis dalam dua bahasa: Perancis dan Inggris. Lakon ini, bersama lakonnya yang lain seperti Waiting for Godot, dianggap sebagai bagian dari karya-karya terpentingnya. Beckett sendiri, secara luas dianggap sebagai salah satu penulis abad 20 yang paling berpengaruh. Bersama Ionesco, Arthur Adamov dan Jean Genet, ia juga ditasbihkan sebagai penulis kunci dalam klasifikasi yang dibuat kritikus Martin Esslin: “Theatre of the Absurd.”

Dalam rentang tahun 1992-1994, Yudi Ahmad Tajudin, salah satu sutradara dan pendiri Teater Garasi, menerjemahkan lakon ini ke dalam bahasa Indonesia dari versi bahasa Inggris –Beckett menulis lakon ini pertama kali dalam bahasa Perancis dengan judul Fin de Partie lalu menerjemahkannya sendiri ke dalam bahasa Inggris.

Desember 1998, selang beberapa bulan setelah kerusuhan besar di bulan Mei di tahun yang genting itu, yang mengawali perubahan besar di masa yang kemudian kita sebut sebagai masa reformasi (dengan sekian harapan dan kecemasannya sendiri), Teater Garasi mementaskannya di Yogyakarta.

Endgame-Teater Garasi, yang diproduksi bersama Teater Garasi dengan Lembaga Indonesia Perancis (LIP –kini IFI/Institut Francaise Indonesia) itu mengundang Landung Simatupang untuk menjadi sutradara. Sementara tokoh-tokohnya dimainkan oleh Yudi Ahmad Tajudin (Hamm), Whani Darmawan (Clov), Kusworo Bayu Aji (Nagg) serta Erythrina Baskoro (Nell). Tak kami duga, pementasan kami di pertengahan Desember 1998 itu disambut hangat oleh publik. Bakdi Soemanto, penulis kolom budaya dan dosen di Fakultas Sastra UGM menulis di harian Kompas, edisi 17 Januari 1999: “Pentas Endgame… oleh Teater Garasi dengan sutradara Drs Landung Rusyanto Simatupang ini boleh dikatakan hampir sempurna.” Dalam kaitannya dengan situasi sosial saat itu, lebih lanjut Bakdi menulis “Teater Garasi, barangkali, melihat peluang untuk tampil secara lebih bersungguh-sungguh dan profesional, ketika perhatian orang muda terpusat untuk menjernihkan keadaan setelah selama 32 tahun rakyat dan negeri berada dalam situasi yang absurd. Dan kelompok teater itu berhasil.”

Di bulan April tahun berikutnya, bekerja sama dengan Lembaga Kebudayaan Perancis di Surabaya, Bandung dan Jakarta, Endgame-Teater Garasi dipentaskan kembali di kota-kota itu. Di Jakarta, juga bekerja sama dengan Komunitas Utan Kayu, pementasannya diselenggarakan di Teater Utan Kayu (TUK) selama 2 hari, dengan penonton yang membludak. Di hari terakhir, karena banyak penonton yang tak kebagian tempat, TUK meminta Teater Garasi memainkan lakon ini 2 kali.

Dan kini, 15 tahun kemudian, Komunitas Utan Kayu yang telah bermetamorfosis menjadi Komunitas Salihara meminta Teater Garasi mementaskan kembali Endgame, dalam rangkaian Festival HelaTeater di Teater Saihara, di bulan Juni ini. Kami pun lalu setuju, dengan dua alasan: pertama, pementasan ulang karya pertunjukan yang kami buat dan pentaskan di tahun 1998 itu mungkin juga bisa jadi cara kami menengok kembali 15 tahun perjalanan ‘masa reformasi’ (situasi yang ikut melatarbelakangi proses pembuatan dan pertunjukan Endgame-Teater Garasi). Kedua, sebagai salah satu cara kami melakukan semacam retrospeksi atas 20 tahun perjalanan Teater Garasi (ya, tahun ini Teater Garasi berusia 20 tahun).

Bagi Anda, penonton budiman, tentu saja kami serahkan sepenuhnya bagaimana Anda akan memaknai suguhan kecil kami. Kami berharap Anda menikmati lakon yang mungkin tak menyuguhkan ‘cerita’, melainkan serangkaian peristiwa dan situasi ini. Peristiwa dan situasi-situasi, yang sesungguhnya, mungkin, tengah mengimbau pada situasi yang dekat dengan kita; meski kenyataan-kenyataan kerap tak terpahami dan menekan, kepercayaan, harapan, (serta fiksi dan narasi lain) mesti terus kita ciptakan dan “main”kan, agar hidup bisa tertanggungkan dan terus berlangsung.
Kredit

Endgame
Karya: Samuel Beckett
Diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh: Yudi Ahmad Tajudin

Sutradara:
Landung Simatupang

Co-Director:
Yudi Ahmad Tajudin

Pelakon:
Yudi Ahmad Tajudin (sebagai Hamm)
Whani Darmawan (sebagai Clov)
Kusworo Bayu Aji (sebagai Nagg)
Erythrina Baskoro (sebagai Nell)

Penata Ruang/Skenografi:
Mohamad Marzuki, a.k.a Kill the DJ

Penata Cahaya – Pengarah Teknik:
Ignatius Sugiarto

Penata Kostum:
Retno Ratih Damayanti

Penata Musik:
Risky Summerbee

Manajer Panggung:
Gading Paksi

Asisten Produksi:
Arsita Iswardhani

Liaison Officer:
Wati Gandarum

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Isian wajib ditandai *