Yudi Ahmad Tajudin mewakili Teater Garasi/Garasi Performance Institute, pada 11 Desember 2013 ini menghadiri seremoni penyerahan Prince Claus Awards yang diselenggarakan di The Citizens’ Hall of The Royal Palace Amsterdam.
Prince Claus Fund adalah sebuah organisasi terkemuka yang bermarkas di Amsterdam yang mendedikasikan programnya pada kebudayaan dan pembangunan.
Tahun ini adalah tahun pertama bagi sebelas individu/organisasi—Prince Claus Awards laureates— diundang ke Amsterdam untuk menghadiri seremoni penyerahan Awards. Dalam seremoni yang dihadiri oleh keluarga Kerajaan Belanda tersebut, HRH Prince Constantijn akan menyerahkan Principal Prince Claus Award (hadiah utama) kepada penyair dari Mesir; Ahmed Fouad Negm. Dan sepuluh individu/organisasi akan menerima Award di Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di negaranya masing-masing
Bersama dengan 10 organisasi dan individu lain yang berasal dari, antara lain, Cina, Mesir, Colombia, Pakistan, Trinidad Tobago, Teater Garasi telah dipilih melalui proses seksama oleh komite juri. Prince Claus Awards adalah penghargaan yang ditujukan kepada seniman, kaum intelektual, dan aktivis kebudayaan atas kualitas kerja yang prima dan sumbangsih yang signifikan pada pengembangan lingkungannya. Sejak 1997 Prince Claus Awards memberikan hadiah ini kepada perorangan, grup, dan organisasi di Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Kepulauan Karibia
Dalam surat keputusan Prince Claus Fund yang dikirimkan kepada Teater Garasi, dituliskan bahwa kualitas merupakan hal tak terbantahkan yang harus dimiliki oleh para penerima penghargaan. Tujuh juri dari komite Prince Claus Awards memutuskan Teater Garasi layak memperoleh penghargaan ini dengan beberapa alasan: “… Atas semangat penjelajahan dan terobosan karya-karya mereka yang merangsang seni pertunjukan di Asia Tenggara; atas karya-karya inovatif mereka yang menggairahkan (vibrant) dan beragam, yang menawarkan pengalaman keterlibatan serta ide-ide yang menantang; atas kemampuan Teater Garasi menerobos batas-batas teater sebagai “seni tinggi” (high-art), menggabungkan yang modern dan yang tradisional, melibatkan publik luas melalui (di dalam) kekuatan seni pertunjukan; dan atas kemampuan Teater Garasi menekankan serta merayakan watak masyarakat Indonesia yang majemuk dan kompleks dalam karya-karya mereka.”
Dalam proses pemilihannya, komite Prince Claus Awards menerima nominasi dari berbagai pihak tanpa sepengetahuan para kandidat itu sendiri. Setelah menerima nominasi, komite melakukan penelitian menyeluruh atas para kandidat dengan, salah satunya, mewawancarai banyak orang penting yang dianggap tahu apakah satu kandidat layak atau tidak diberi penghargaan. Untuk tahun ini, Prince Claus Awards memilih kandidat yang sesuai dengan tema Prince Claus Fund yang tahun ini berfokus pada “Culture and Conflict”. Untuk lebih lengkapnya silakan kunjungi: princeclausfund.org
Segala hal di atas yang ditetapkan sebagai penilaian prima kepada Teater Garasi, tak lepas dari identitas Teater Garasi sebagai kolektif seniman lintas disiplin yang menjelajah dan merancang berbagai kemungkinan pertunjukan dan penciptaan seni sebagai bagian dari upaya membaca, menyingkap dan memahami perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Selain menghadiri seremoni penyerahan Awards, Yudi Ahmad Tajudin selaku Direktur Umum Teater Garasi/Garasi Performance Institute, dijadualkan menghadiri rangkaian acara yang diselenggarakan oleh Prince Claus Fund, yang diberi tajuk “Culture in Action” berupa pameran, lecture, pertemuan dengan para seniman dan para presenter (individu yang mewakili organisasi yang berwenang dan memiliki kemampuan untuk mengundang dan menampilkan suatu karya seni pertunjukan yang diminatinya) dari berbagai negara. Selain itu juga dinner bersama walikota Amsterdam.
Tinggalkan Balasan