Diskusi “Pertunjukan Berbasis Obyek” Bersama Kolektif Seniman PRAGMATA


Pada tanggal 19 Agustus 2018, pukul 15.30-18.00 WIB, Teater Garasi/Garasi Performance Institute menggelar diskusi “Pertunjukan Berbasis Obyek” bersama kolektif seniman dari Jerman, Pragmata. Diskusi ini merupakan bagian dari program Performer Studio Teater Garasi.

Pragmata adalah sebuah kolaborasi artistik antara Angelina Kartsaki (musisi/komposer, praktisi teater, performans dan seniman visual) dan Sebastian Schemminger (seniman bunyi dan programmer khususnya di bidang seni).
Pragmata adalah upaya mereka untuk memproduksi bentuk dan media baru dengan mengerahkan keahlian mereka dan bersama-sama, menghasilkan pertunjukan berbasis objek dan instalasi.

Proyek mereka, Mesin Teater adalah pertunjukan tentang sesuatu menghadapi hal-hal, yang mana penonton mengenakan sebuah kotak di kepalanya dan mengalami pertunjukan otomatis dari benda-benda kecil yang menjadi hidup.
Mata yang berbicara, keping chip komputer, bola logam dan gunting kecil menari yang tidak berhasil mencoba memotong ekor rubah, hanya beberapa protagonis yang ditemui di dalam kotak.

Semua “benda” ini berkolaborasi untuk menceritakan sebuah kisah, yang membuka pertanyaan tentang orang dan mesin, tentang kesepian di dunia digital, tentang keindahan surealisme, tentang peran orang-orang di antara komputer, mesin dan automata.

Live @ Teater Garasi: Tribute to Lombok


Teater Garasi/Garasi Performance Institute kembali menyelenggarakan Live @ Teater Garasi (LaTG). Kali ini LaTG menampilkan musisi folk Deugalih, musisi yang lekat dengan aktivisme sosial di dalam lagu-lagunya dan praktik berkeseniannya. Musisi folk lainnya yang akan tampil adalah Azmyl Yunor. Troubadour yang berdomisili di Kuala Lumpur ini telah melanglang buana dalam praktik musiknya, menjadikannya salah satu musisi troubadour terdepan di Asia Tenggara. Dalam perbincangan lintas genre, LaTG kali ini menghadirkan Lefty Fish, kelompok metal progresif yang matematis dan eklektik dalam musikalitasnya. Kelompok baru, Roket, juga akan tampil dalam membawakan karya-karya mereka yang berpijak dari punk dan rock ‘n roll.

Live @ Teater Garasi

14 Agustus 2018
20:00 WIB
HTM (minimum donasi) Rp 25.000 (on the spot)
Seluruh pendapatan tiket dari acara ini akan didonasikan untuk pemulihan korban gempa di Lombok.

Penampil:
Deugalih
Azmyl Yunor (Malaysia)
Lefty Fish
Roket

Silakan datang, mengapresiasi dan berkontribusi.
Rock On!


Live @ Teater Garasi (LaTG) adalah program musik yang menampilkan karya-karya musik terkini dan terdepan (cutting-edge) di skena Asia Tenggara yang juga memfasilitasi diskusi skena musik Indonesia. Program ini dikurasi oleh Rizky Sasono. Musisi-musisi yang pernah tampil dalam Live @ Teater Garasi antara lain: Belkastrelka, Risky Summerbee & the Honeythief, Ned Branchi, Brilliant at Breakfast, Ken Stringfellow, Stars & Rabbit, Sarita Fraya, Jay & the Gatra Wardaya, Kartika Jahja, Frau, White Shoes & the Couples Company, Adhitia Sofyan, Wangi Hujan, Adrian Adioetomo, Endah & Rhesa, Melancholic Bitch, Dialog Dini Hari, Barefood, FSTVLST, Whistlerpost, Bonita & the Hus Band, Gerald Situmorang, Tommy Pranoto, Sisir Tanah.

Live@TeaterGarasi
Info: 0857 4355 7707 (Mija)

#LaTG #teatergarasi

Cabaret Chairil: Kediaman (Home/Stillness) Vol. 1


Program Cabaret Chairil edisi Juli 2018 berjudul Kediaman (Home/Stillness) Vol.1 telah usai. Terima kasih untuk para penonton yang aktif terlibat dalam program ini (menonton dan berdiskusi), terima kasih pada ketiga seniman/kelompok yang telah mempresentasikan karya-karya sedang tumbuhnya: Teater Ghanta (Jakarta), Rokateater (Yogya), dan Aliansyah Caniago (Bandung), dan tentunya terima kasih pada kurator muda program ini, Taufik Darwis.

Cabaret Chairil adalah ruang transit untuk menampilkan repertoar pertunjukan eksperimental lintas medium dan disiplin. Ruang transit ini adalah laboratorium kepenontonan bersama antara penonton dan penampil untuk mengelola ragam pertumbuhan gagasan, karya, dan agenda estetik. Dalam taraf tertentu, Cabaret Chairil menimbang ulang dan mengkaji berbagai konvensi avant-garde seperti dada, futurism, happening dan atau performance art. Harapannya, program ini mampu menjadi ruang tumbuh bersama, baik penonton maupun seniman.
Tahun ini, dalam beberapa edisinya, melalui kurasi dramaturg muda dari Bandung, Taufik Darwis, Cabaret Chairil bermaksud menelaah isu “Kediaman” sebagai sang alterego dari “Kemajuan”. Bahasa Indonesia yang liat mengantarkan pada kita dua pengertian dari kata kediaman; pertama mengenai tempat (rumah), kedua mengenai keadaan. Jika pada pengertian pertama, tersirat watak rumah sebagai tempat menangkap dan merawat yang diam (dan atau yang tetap/asli/asali), pengertian kedua mengajak kita berpikir atas watak diam dari segala yang bergerak. Asumsi kami, terutama di tengah dunia yang terus sedang tegang mempercakapkan batas-batas antara dalam dan luar rumah, telaah kita tahun ini akan mengajak kita menemui ragam rumah yang terus bergerak dan ragam keadaan diam dalam pelarian, lengkap dengan setiap tabrakan dan persimpangan berharga di antara keduanya

Sekali lagi terima kasih, dan sampai bertemu di Cabaret Chairil edisi selanjutnya di bulan September 2018.


Kopi Pagi Majelis Dramaturgi Edisi Juli 2018

Di setiap pagi setelah presentasi Cabaret Chairil, Teater Garasi menggelar Kopi Pagi Majelis Dramaturgi. Dimoderatori Ugoran Prasad (artistic associates Teater Garasi), forum ini membicarakan lebih jauh karya yang dipresentasikan dalam Cabaret Chairil “Kediaman (Home/Stillness) Vol. 1”, yang dikuratori Taufik Darwis, juga calon karya dari teman-teman kreator dalam forum.

Pada 13 Juli 2018 adalah pagi terakhir pertemuan kami di edisi Juli ini. Terima kasih atas keramaian dan asupan diskusi yang hangat, seru dan menyenangkan. Sampai bertemu di Kopi Pagi Majelis Dramaturgi bulan September 2018 mendatang yang berbarengan dengan Cabaret Chairil edisi September 2018.


CABARET CHAIRIL: KEDIAMAN (HOME/STILLNESS) Vol.1

 


CABARET CHAIRIL

KEDIAMAN (HOME/STILLNESS) Vol. I
Kurator: Taufik Darwis

Rabu dan Kamis, 11-12 Juli 2018
Studio Teater Garasi
Jl. Jomegatan No. 164B, Nitiprayan, Yogyakarta


Rabu, 11 Juli 2018, pukul 20.00 WIB (pertunjukan dan diskusi)
Teater Ghanta (Jakarta) – TAK ADA MIKROFON UNTUK TAKDIR (#1- Side B )
Rokateater (Yogya) – PASSPORT, PASSPHOTO

Kamis, 12 Juli 2018, Pk 18.00 – 22.00 WIB (3 jam pertunjukan dan diskusi)
Aliansyah Caniago
CON(TRA)CEPTUAL ART: REAL AND UNREAL

CABARET CHAIRIL adalah ruang transit untuk menampilkan repertoar pertunjukan eksperimental lintas medium dan disiplin. Ruang transit ini adalah laboratorium kepenontonan bersama antara penonton dan penampil untuk mengelola ragam pertumbuhan gagasan, karya, dan agenda estetik. Dalam taraf tertentu, Cabaret Chairil menimbang ulang dan mengkaji berbagai konvensi avant-garde seperti dada, futurism, happening dan atau performance art.

Dalam beberapa edisinya tahun ini, melalui kurasi dramaturg muda dari Bandung, Taufik Darwis, Cabaret Chairil bermaksud menelaah isu “Kediaman” sebagai sang alterego dari “Kemajuan”. Bahasa Indonesia yang liat mengantarkan pada kita dua pengertian dari kata kediaman; pertama mengenai tempat (rumah), kedua mengenai keadaan. Jika pada pengertian pertama, tersirat watak rumah sebagai tempat menangkap dan merawat yang diam (dan atau yang tetap/asli/asali), pengertian kedua mengajak kita berpikir atas watak diam dari segala yang bergerak. Asumsi kami, terutama di tengah dunia yang terus sedang tegang mempercakapkan batas-batas antara dalam dan luar rumah, telaah kita tahun ini akan mengajak kita menemui ragam rumah yang terus bergerak dan ragam keadaan diam dalam pelarian, lengkap dengan setiap tabrakan dan persimpangan berharga di antara keduanya.         

Pada Vol. I ini kami mengundang 3 seniman/kolektif dari Bandung, Jakarta dan Yogyakarta yang bekerja dengan objek dan “ruang-ruang tinggal”.

Teater Ghanta didirikan tahun 1995 di Jakarta dan pada tahun 2014 memutuskan menjadi sebuah platform kolaborasi terbuka untuk mengakomodasi perubahan sebagai jalan kerja kreatifitas. Secara luas berupaya membangun hubungan dengan seniman lintas batas dan disiplin, serta lembaga-lembaga yang mendukung kerja seni, untuk membuat program kolaborasi dalam merespon situasi publik.

rokateater dibentuk pada 28 Oktober 2016 sebagai komunitas pertemuan seniman generasi berwawasan 2000-an/kelahiran 1990-an dengan modus program pengkajian dan penciptaan seni. Fokus utama rokateater saat ini adalah mempelajari isu di sekitar komunitas sosial anak muda yang terus menerus mengalami isu tentang ‘perubahan’ yang ‘cepat dan segera’.

Aliansyah Caniago mendapatkan penghargaan ‘Top Honor of Indonesian Art Award” dari Galeri Nasional pada tahun 2017. Melalui karya-karyanya berupa intervensi situs spesifik, instalasi, dan performans berdurasi, ia mengembangkan karya-karya yang sedekat mungkin untuk bisa bekerja langsung bersama komunitas dan dapat membaur dengan masyarakat, memasuki area-area berkonflik secara kreatif serta berusaha memperbaiki kerusakan lingkungan.